Bupati Demak Buka Seminar Kesehatan Dalam Rangka Peringatan Hari TB Sedunia

DEMAK - Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah, S.E. sangat mengapresiasi atas inisiasi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dalam mengupayakan penguatan komitmen dan peran serta berbagai pihak untuk berpartisipasi aktif, dalam pencegahan dan penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Demak. Hal tersebut disampaikan Bupati dalam Seminar Kesehatan dengan tema “AYO BERSAMA AKHIRI TBC, INDONESIA BISA!” Dalam Rangka Memperingati Hari TB Sedunia Tahun 2023. Bertempat di Pendopo Satya Bhakti Praja, Kamis (16/03/2023).

Bupati Demak mengatakan, TBC merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian dan penyebab utama agen infeksius. Tetapi, di Kabupaten Demak sendiri saat ini terdapat 19 pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Untuk itu, Kesembuhan pengobatan Tuberkulosis sendiri merupakan capaian yang luar biasa bagi rumah sakit PMDT dan juga puskesmas satelit. Ini membuktikan bahwa penyakit TBC bisa disembuhkan.

Bupati juga berharap kepada para penderita yang telah dinyatakan sembuh untuk dapat memberikan semangat kepada penderita yang lain agar dapat menyelesaikan pengobatannya, mengingat pengobatan TBC membutuhkan waktu yang lama sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan.

“Berikan keyakinan kepada mereka bahwa TBC bisa sembuh dengan treatment dan pengobatan yang teratur”, tuturnya.

Melalui momentum peringatan TB Sedunia ini pula, Bupati meminta Dinas Kesehatan Kab. Demak agar mampu meningkatkan kesadaran masyarakat serta membangkitkan peran serta semua pihak, dalam upaya pencegahan dan penanggulangan TBC.

“Mari bersama-sama mencegah dan menanggulangi TBC. Karena hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, namun dibutuhkan sumbangsih dari sektor-sektor yang lain”, pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Demak dr. H. Ali Maimun, M.Kes selaku Panitia Penyelenggara mengatakan TBC merupakan masalah utama pada kesehatan manusia khususnya di Kabupaten Demak. Terlebih sekarang marak kasus TBMDR atau TB Resisten Obat.

ia menambahkan, jumlah penderita TBC yang sudah terobati pada tahun 2021 sampai 2022 berjumlah sekitar 1.694 orang, 60 orang diantaranya TB Resisten Obat. TB Resisten Obat sendiri jikalau dihitung pengobatannya per satu pasien seharga 1 buah innova.

“TB Resisten Obat yang sudah sembuh sebanyak 19 pasien atau sekitar 35%. Kemudian 12 yang putus obat, 7 meninggal, 3 gagal, dan 1 pindah, serta 18 pasien masih menjalani TB RO,” ungkapnya.

Diketahui, RS Sunan kalijaga merupakan yang pertama menjadi Rumah Sakit PMDT (programmatic Management of Drug Resistance TB yaitu Rumah sakit yang menangani pasien TB Resisten Obat.

Turut hadir Direktur RS Sunan kalijaga dr. Nugroho Aris Kusuma, M.Kes, Narasumber Dokter spesialis paru dr. Mulyono Adji, Sp.P, FISR, Tim TB MDR RSUD Sunan Kalijaga, Ketua Asosiasi Klinik Indonesia, Dr. Siti Anisah, Pengelola Program TB Puskesmas, Yayasan Notaris Sehat Indonesia. (Prokompim)