Sejarah Prajurit Patiunus

DEMAK - Prajurit Patiunus yang akan dikirab dalam kegiatan festival megengan mempunyai sejarah yang perlu kita pelajari bersama. Kasultanan Demak Bintoron konon memiliki beberapa pasukan kusus yang kuat dan tangguh. Pasukakan itu seperti prajurit patang puluh, prajurit Patiunus, prajurit soreng pati, prajurit Sawunggaling dan prajurit Pandanarum.

Kali ini kita kan membahas tentang pasukan Prajurit patiunus yang nanti akan dikirab dalam kegiatan megengan bersama prajurit Pandanarum. Pati Unus bernama asli Raden Abdul Qadir, Ia adalah putra mahkota Raden Fatah, pendiri Demak dan Sultan pertama di Demak.

Menurut Tome Pires pada tahun 1513, Patiunus berusia 25 tahun dan telah selesai menyerbu Malaka pada serangan pertama. Pada tahun 1521, Patiunus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan pendudukan Portugis. Patiunus juga terkenal dengan sebutan pangeran Sabrang Lor (pangeran dari seberang utara).

Prajurit Patiunus juga terkenal dengan sebutan prajurit angkatan laut yang dimiliki Kasultanan Demak Bintoro. Prajurit Patiunus dulunya selalu dikirab saat kegiatan sedekah laut atau saat syawalan “satu minggu setelah lebaran Idul Fitri” dengan mendampingi kunjungan Bupati Demak ke laut.

Prajurit Patiunus juga pernah dilombakan di TMII Jakarta Tahun 2023 dalam festival budaya Nusantara dan mendapatkan juara dua. Prajurit Patiunus juga pernah digelar saat festival Kemerdekaan di Tahun 2014 se Provinsi Jawa Tengah di Semarang.

Sekarang sosok pasukan prajurit Patiunus ditampilkan kembali saat kegiatan Festival megengan dan kirab budaya Kota wali. Tahun 2024 ini sudah kali kedua prajurit Patiunus dimunculkan kembali. Senin (11/3/2024) seluruh masyarakat Demak bisa menyaksikan prajurit Patiunus dalam kegiatan Festival megengan dan kirab budaya kota wali.

Cerita ini kita temukan setelah mewawancarai Ahmad Widodo sealah satu pemerhati dan pelaku budaya di Kabupaten Demak. Ahmad Widodo juga selaku pelatih prajurit patang puluh dan Prajurit Patiunus. Sehingga sejarah tentang prajurit yang ada di Demak tentunya beliau paham dan menguasai. (Dinpar/Eza)